Insight Roadshow Buku Imperfect - Meira Anastasia


13 April 2019, akhirnya punya kesempatan untuk bisa hadir di acara roadshow buku Imperfect karya Meira Anastasia. Buat yang belum familiar dengan nama tersebut, Kak Meira (atau Kak Mei/Mamak) adalah istri dari Ernest Prakarsa. Nah, mungkin orang lebih mengenal Ernest dibanding Meira. Padahal Meira adalah salah satu di balik layar skenario film Susah Sinyal. Oke, apa sih hasil dari roadshow yang saya ikuti itu?

Sesuai dengan cerita saya pada Stop Body Shaming memang isi dari acara tersebut lebih ke sharing dan curhat. Umumnya memang berkaitan dengan kondisi fisik ya. Bisa dibilang, kondisi fisik yang lebih gemuk rentan terkena body shaming dibandingkan kondisi fisik yang kurus. Eits, jangan salah loh. Salah satu peserta kemarin dengan kondisi tubuh yang kurus memaparkan pengalaman pahit hidupnya. Dia di jauhi oleh teman-temannya karena kondisi tubuhnya yang kurus. Hal itu membuat teman-temannya merasa iri karena dia makan banyak pun, bentuk tubuhnya memang begitu. Sedangkan dia bercerita bahwa sejak lahir memang postur tubuhnya begitu. Jadi mungkin "bawaan bayi" yang emang sulit untuk gemuk.

Ya ampun, saya cukup terhenyak saat mendengarnya. Ternyata punya badan kurus tidak selalu enak ya.
Kak Mei juga mengatakan bahwa mungkin mudah untuk kita bisa mengejek kondisi fisik orang lain. Namun jika itu berbalik ke kita, tentu rasa nyaman yang dirasakan. Terkadang butuh yang namanya self control dalam kehidupan ini. Sulit memang untuk membuat orang lain diam mengomentari apapun tentang kita, jadi perlu dimulai dari diri sendiri. Adanya self control membuat kita sadar, mana yang bisa di lakukan dan tidak di lakukan. Coba bayangkan jika kita berada dalam posisi orang yang akan diejek. Belum tentu kita mau menerima segala komentar orang-orang. Marah-marah terhadap mereka juga percuma. Itu hanya memberikan bumbu-bumbu kemenangan dalam diri mereka. Karena mudahnya kita di pengaruhi oleh orang lain.

Kak Mei juga mengatakan bahwa self acceptance menjadi tonggak kuat dalam berjalan. Mau bagaimanapun usaha kita dalam memaknai kondisi tubuh atau segala sesuatu yang ada di diri, jika kita tidak punya self acceptance semua akan menjadi buyar. Hilang tak berbekas. Sulit memang rasanya untuk bisa menerapkan self acceptance dalam diri. Masih adanya pergolakan diri yang membuatnya sadar bahwa hal itu bisa tarik ulur. Ada masa sudah bisa menerima diri, namun ada masa diri ini menolak kenyataan yang ada.

Dibalik itu semua, Kak Mei berpesan bahwa orang lain tidak berjalan dengan "Sepatu" kita. Jadi kita perlu untuk berhenti memikirkan dan terpengaruh omongan orang lain. Sulit memang di lakukan, namun butuh untuk di coba. Masalah fisik yang dibahas tentu tidak pernah ada abisnya. Akan ada sisi insecure dalam diri kita yang berat dihilangkan. Nah insecure ini malah menambah bumbu yang menyedapkan pengaruh negatif dalam diri. Maka, berusaha juga untuk bisa berdamai dengan diri sendiri. Bukan hanya sekedar menerima diri sendiri, namun juga perlu untuk berdamai.


"Gak perlu jadi SEMPURNA untuk bisa BAHAGIA" - Meira Anastasia-

Sumber gambar utama : Instagram @meiraanastasia
Gambar terakhir: dokumentasi pribadi

No comments

Halo, salam kenal!

Terimakasih ya atas kesediaannya untuk membaca tulisan ini. Boleh ditinggalkan komennya agar kita bisa berkomunikasi satu sama lain :)

Sampai berjumpa di tulisan-tulisan berikutnya.