Tiga Bulan Pasca Melahirkan - Bersyukur atas Duka yang Ada

                                            
                                        


26 Juni 2020 kemarin menjadi momen tiga bulan pasca melahirkan. Begitu banyak hal yang terjadi dalam durasi tiga bulan semenjak melahirkan. Mayoritas memang momen sedih dan duka. Harusnya diisi dengan momen kebahagiaan, namun tidak berlaku untuk diri ini. Proses melewati tiga bulan pertama cukup berat, namun akhirnya bisa teratasi. Bersyukur 🙏
Momen itu juga menjadi penanda bahwa diri ini harus semakin kuat. Tiga bulan sudah terlewati dan bisa survive, maka seharusnya besok-besok akan begitu juga. Menangis masih. Mengingatnya masih. Intinya masih bersedih. Belum usai tapi perlahan memudar. Butuh usaha ekstra untuk bisa sampai tersenyum tenang tanpa bayang-bayang duka. Perubahan fisik mulai terlihat, walaupun berat badan masih stuck. Ya.. namanya juga habis melahirkan, tentu belum bisa fisik langsung kembali seperti sebelum hamil dan melahirkan. Jiwa perlahan membaik walaupun masih maju mundur. 

Rasa bersalah masih ada.. Rasa menyesal masih ada.. Rasa tidak siap masih ada..

Rasa-rasa itu masih melingkupi diri ini, namun perlahan mulai bisa di kelola. Perjalanan saya masih panjang, masih ada tugas duniawi yang perlu dilakukan. Menemukan aktivitas menulis seperti ini membuat saya kembali "hidup." Maaf kepada para pembaca yang belakangan ini membaca tulisan duka di blog saya. Maaf jika saya menebarkan emosi negatif pada kalian.
Perlahan saya mulai memperbaiki diri dan mencoba untuk menebarkan pula emosi positif. Sebab, saya mendapatkan emosi positif setelah membaca blog teman-teman yang lain. Mungkin saya belum sampai membaca blog kalian. Ya.. kalian yang sedang membaca tulisan saya ini. Semoga kita bisa berjumpa di tulisan-tulisan yang tentunya bermanfaat. Bisa saling berkomunikasi dan membagikan emosi positif.

Hari ini, 01 Juli 2020 adalah momen baru yang positif. Semoga demikian adanya 😊
Bersyukur masih mencapai hari baru. Bersyukur ada duka kemarin, membuat saya semakin mengenal diri sendiri. Membuat saya mengelola emosi yang ada. Membuat saya mencoba hal baru dalam diri sendiri. Semua patut untuk disyukuri karena itu bukan proses yang mudah.


Nah, hal apa yang kalian rasakan dan merasa bersyukur karenanya? 

4 comments

  1. Semangat terus ya, kak. Tuhan memberi kita ujian karena Tuhan tau kalau kita kuat untuk menjalaninya. Yang patut kita syukuri, kita bisa mulai menyadari bahwa kita adalah orang yang lebih kuat daripada yang pernah kita kira sebelumnya.

    Aku juga kehilangan anakku. Kalau anakku masih ada, bulan ini dia akan berusia satu tahun. Tahun lalu aku juga merasakan apa yang kakak rasakan: sedih luar biasa dan menyalahkan diri sendiri. Lalu sedikit demi sedikit aku menyadari kalau semua yang terjadi adalah kehendak Tuhan, dan insyaallah inilah yang terbaik bagiku. Tuhan sudah beri aku banyak hal, banyak nikmat, masa hanya dengan diambil satu hal saja dariku membuatku marah terus menerus. Akhirnya aku bisa benar-benar menerima apa yang sudah terjadi dan memulai hidup dengan cara lebih baik daripada sebelumnya.

    Duh, aku malah jadi ikutan curhat nih, kak. 🤭

    Pokok kakak harus semangat terus dan stay healthy ya. Anak kita sudah bahagia di surga, jadi kita harus segera move on untuk terus menjalani hidup sebaik-baiknya.💪

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Kak Roem (eh betul bukan panggilannya begitu?) salam kenal yaaa.

      Turut berduka cita yaa kak.

      Makasih yaa atas support yg diberikan. Iya, aku juga percaya Baby E sudah bahagia di surga. Hanya saja melepasnya masih berat kak huhuhu...

      Aku turut merasakan apa yg kakak rasakan. Hebat sekarang kakak sudah lebih bisa menerima dan aktivitas seperti biasa. Semoga aku bisa seperti kakak juga yaa hhhe...

      Stay safe and stay healthya yaaa..

      Delete
  2. Haiii mba Devina :). Ketemu blog ini, dan aku suka baca2 ceritanya. Sebelumnya, ikut berduka dengan apa yang mba rasain. Gpp kalo mau ditulis di sini, Krn kadang itu bisa membuat perasaan jadi jauuh lebih baik mba. Uneg2 yg kita rasa, kadang perlu disalurkan ya kan?

    Aku pernah merasakan yg mb rasain. Tau banget gimana saat kehilangan bisa bikin kita ngerasa kayak mau mati. Aku bersyukur pegangan agama, juga dukungan dari temen2 dan keluarga, bikin rasa kehilangan itu ga terlalu menenggelamkan . Sempet menyalahkan diri kenapa bisa terjadi, tapi aku sadar toh semuanya udah takdir. Udah tertulis di awal jalanny harus begitu.

    Semoga kedepannya bisa semakin kuat ya mba :). Semua butuh waktu, tapi perlahan sakitnya pasti bisa hilang, walo aku tau, itu meninggalkan parut terkadang. Yakin aja, Tuhan ga memberi cobaan yang terlalu berat buat hambaNya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Mbak Fanny, makasih yaa sudah mau membaca dan berbagi.

      Betul mbak, kadang perasaan bersalah itu masih ada bahkan sampai saat ini. Cuma ya seperti kata mbak, semua sudah takdir dan tidak bisa di apa-apain lagi. Walaupun kadang masih mempertanyakan kenapa bisa seperti ini. Mungkin memang menurut Tuhan lebih baik seperti ini untuk kami bertiga.

      Amin.. semoga waktu yang tepat akan tiba jika memang sudah saatnya :)

      Delete

Halo, salam kenal!

Terimakasih ya atas kesediaannya untuk membaca tulisan ini. Boleh ditinggalkan komennya agar kita bisa berkomunikasi satu sama lain :)

Sampai berjumpa di tulisan-tulisan berikutnya.