Be Genuine

Be Genuine


Ketika memutuskan untuk aktif di blog, menyadari bahwa jumlah blogger itu sangat banyak. Be genuine lah yang membedakan satu dengan yang lain. Genuine diartikan dalam bahasa Indonesia, yaitu asli, sungguh-sungguh, benar, serta sejati. Sejujurnya kata genuine, pernah di dengar dan di bahas saat kuliah Psikologi, khususnya mata kuliah Teori Kepribadian dan Konseling. Sebagai manusia, umumnya kita bisa terpengaruh dari orang lain. Padahal dalam diri kita ada bagian kepribadian yang berbeda satu dengan yang lain. Be genuine merupakan bukti dari perbedaan tersebut.

Saat saya kembali mengisi blog ini dan mulai bergabung di dua komunitas, sadar ternyata jumlah blogger itu banyak. Sejauh ini saya masih belum menguasai dunia blogging. Saya sadar masih jauh dari kata paham dan ahli. Ternyata yang menjadi blogger atau menyebut dirinya demikian, sudah berkumpul dan memiliki komunitasnya sendiri. Bahkan, ada juga yang berdiri sendiri, maksudnya tidak masuk dalam komunitas manapun. Disitu saya mulai blogwalking dari satu blog ke blog lainnya. Membaca satu dan lainnya sesuai dengan tema yang menarik minta. Lantas, membuat saya merasa bahwa bisa saja timbul kesan "ikut-ikutan." Niche blog saya terbilang banyak juga yang memilikinya. Sesungguhnya membuat blog bagi saya sebagai media untuk berbagi. Istilahnya menjadi tempat curcol. Saat pertama kali buat, tidak ada pikiran untuk bisa memiliki banyak teman-teman blogger. Bahkan tergabung dalam komunitas juga tidak pernah dibayangkan sejak awal.

Lantas, akhirnya tahun ini mulai aktif kembali disini dan menekuninya. Rasa nyaman dan ketagihan untuk berbagi menjadi alasan tetap menulis hingga sekarang. Cuma ada rasa bahwa kesan "ikut-ikutan" atau "gaya penulisan sama" sempat terlintas. Di awal saya menulis, ada rasa penasaran berapa banyak orang yang tertarik untuk membaca sebuah blog. Alhasil sering cek jumlah viewers bahkan scroll email untuk melihat ada notif komentar masuk atau tidak. Sebagai bentuk apa tulisan dan blog saya layak untuk dikunjungi. Hal ini membuat saya semakin terbebani ketika melihat tidak ada notif masuk atau yang membaca tulisan saya cuma sedikit. Kemudian mencoba untuk blogwalking tulisan yang mempunyai komentar banyak. Mencoba untuk membacanya dan membayangkan karakteristik blogger sebagai penulisnya. Terpikirkan untuk melakukan hal serupa, namun sadar kok seperti meniru ya.

Akhirnya saya putuskan untuk kembali ke blog sendiri. Judul postingan ini sudah ada sejak tiga hari lalu, namun masih kosong dan belum berniat melanjutnya. Hari ini saya menulis sambil refleksi bahwa apa yang pernah saya pikirkan kemarin merupakan hal keliru. Ketika ingin orang menyukai tulisan atau berniat memberikan komentar, tentu kita perlu menunjukkan siapa diri ini sebenarnya. Perlunya saya keluar sebagai seorang Devina Genesia, bukan orang lain. Apa yang saya tuliskan ini mewakili diri saya sendiri sebagai penulisnya. Bukan mirip sih A atau C. Gaya penulisan saya tentu harus nyaman sesuai diri sendiri. Bukan mencoba untuk ikutin gaya orang lain, seperti rajin menyapa atau ucapakan salam lainnya. Jika memang itu dirasa nyaman, silahkan di lakukan. Jika nyaman dengan cara lain, toh tidak menjadi masalah juga. Setiap orang punya ciri khas dan kenyamannya masing-masing.

Banyaknya blogger yang ada terkadang membuat saya jiper. Apa tulisan saya cukup enak dibaca dan membuat orang bisa menerimanya. Karena melihat tulisan blogger lain kok sepertinya keren sekali dan terhanyut saat membacanya. Sampai-sampai banyak yang sering mampir dan meninggalkan jejak. Saat itu saya sadar bahwa diri ini mulai iri akan keberhasilan orang lain. Saya merasa rendah diri dan tentu bukan hal yang positif. Iri dan rendah diri menjadi duo combo yang menghancurkan, bukan membawa kebaikan. Overthinking membuat saya menjadi terbebani dan tidak lepas. Adanya pikiran-pikiran menyebalkan, malah membuat diri ini terhambat. 

Tulisan ini sebagai bahan refleksi dan pengingat buat diri sendiri, bahwa saya adalah saya. Saya bisa menjadi genuine dan orang akan mengenali saya sebagai Devina. Tanpa embel-embel atau label apapun. Tanpa di anggap ikut-ikutan. Tanpa di anggap bertopeng. Setiap blogger punya ciri khasnya, tentu bisa saja saya pun demikian. Terkadang orang lain lebih bisa melihat diri kita, dibandingkan diri kita sendiri.

So, be genuine ya... 😉


Cover: Canva, edit by me








16 comments

  1. Setuju mba Devina,

    Menjadi diri sendiri akan jauh lebih baik dan menyenangkan, tentunya nggak membuat kita beban dalam bercerita :D kalau dari saya pribadi, saya ini suka blog mba Devina beserta tulisan-tulisannya, bahkan semenjak kenal mba Devina, setiap mba menulis post baru pasti saya baca :))

    Kita boleh banget belajar dari blog teman-teman lainnya, karena memang blog itu sedikit banyak merupakan tempat untuk belajar :P jadi kita bisa ambil baiknya dan buang buruknya. Kita mungkin akan menemukan banyak diksi baru atau gaya kepenulisan baru yang belum pernah kita lihat. Begitu seterusnya. Hehehehe. Jadi jangan merasa minder mba, you are the best just the way you are :D

    Semoga mba Devina tetap semangat berbagi cerita! <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh... seneng aku tuh kalau mba eno suka mampir kesini. Kita kaya orang yang pulang pergi ya mba. Aku ke tempat blog mba, mba mampir kesini hhhaa..

      Iya mba, aku pun belajar dari tulisan mba dan teman-teman blogger lainnya. Menulis juga bagian dari memberikan info atau pengetahuan baru. Selain menambah relasi tentunya. Makasih ya mba, setuju sama kalimat "you are the best just the way you are." Walaupun Just the way you are macem kaya lirik lagu, tapi ini emang bener banget 🤣

      Amin.. semangat juga buat mba eno. DUH maafin aku kalo kadang suka panggil kakak, kadang pangil mba. Suka kebolak balik untuk sebutannya 😂

      Delete
  2. Ci Devina, aku juga merasakan hal yang sama. Ketika membuka blog untuk publik dan semakin banyak melihat bloggers lain di luar sana, aku merasa sepertinya gaya penulisanku sama, topik yang dibahas juga sama, dll. Semakin banyak yang dilihat, semakin merasa yang enggak-enggak 😅
    Tapi makin ke sini, aku semakin menekankan untuk tetap menjadi diri sendiri di setiap tulisan-tulisan yang aku buat dan berharap semoga diterima teman-teman sekalian.

    Menurutku, penulisan Ci Devina mempunyai ciri khasnya tersendiri dan cukup menyenangkan untuk membacanya. So, teruslah menulis ya, Ci 💪🏻🔥

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener liaaa, apalagi kalo masalah topik. Terkesan takut di cap plagiat, padahal jujur ga tau kalau ternyata blogger itu juga nulis topik yang sama. Biasanya baru tahu ya setelah blogwalking.

      Makasih yaa Lia... kamu juga punya ciri khas yang membuat orang jadi ceria saat baca tulisan kamu hhhee

      Delete
  3. Hi Kak Devina. Salam kenal.

    Yang diceritakan di post ini mirip aku sekarang.. aku dulu ngga pernah kepikiran untuk gabung komunitas. Bahkan aku menjadikan blog sebagai tempat curhat aja.. Tapi ternyata, blogwalking itu seru dan nambah wawasan juga. Jadi abis ini mau perluas koneksi dan ngembangin blog deh hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, salam kenal. Wah.. nama kamu unik yaa, di panggilnya siapa nih?😀 Iyaa.. ternyata gabung komunitas itu seru loh. Nambah info dan juga teman.

      Iyes.. blogwalking juga seru.. Kegiatan di blog seru-seru deh hhha..

      Semangat ya kamu untuk mengembangkan blognyaa 😁

      Delete
  4. Can't agree anymore (:

    Terkadang yang sering dilupakan, kita nggak genuine atau kurang jujur dengan tulisan sendiri, ya. Aku pun dulu pernah ada di posisi yang sama kayak kamu, bahkan mungkin sampai sekarang masih ada namun tersisa sedikitt. Masalah gaya menulis itu juga menjadi kekuatiran aku, apalagi kalau kita punya role model di dunia blogger, keseringan baca dan menikmati tulisan si role model, takutnya malah kebawa ke gaya menulis diri sendiri. Sekarang aku membatasi kekuatiran tersebut dengan menjadikan si role model sumber inspirasi aja. Dan bener yang kamu bilang, saat kita nyaman dengan diri kita sendiri, tulisan kita pun akan terlihat "genuine" ya (:

    Semoga kamu tetap semangat bercerita yaa! Makasih untuk reminder-nya ini <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa ci, setuju kala bisa jadi kita kebawa gaya penulisannya. Padahal tidak bermaksud demikian, cuma tanpa sadar malah bisa kebawa. Karena melalui tulisan yang tidak bisa di lihat ekspresi atau responnya, jadi memang musti hati-hati.

      Memang khawatir berlebihan itu tidak baik yaa ci. Tetap positive thingking aja yaa, toh kita menulis karena diri sendiri hhhee.
      Sama-sama cici, semangat jugaa untuk cici....

      Delete
  5. Saya ingat pernah ke blog ini deh, tapi saya lupa baca yang mana, hahaha.
    Saya pernah menulis di blog, kalau saya pelupa parah hahaha.
    Dan jujur, blogger yang saya kenal itu, maksudnya yang melekat di ingatan, meski kadang saya lupain namanya adalah, blogger yang punya ciri khas, entah itu dia berbagi kisah hidupnya, atau gaya tulisannya.

    Dan setuju banget, menjadi diri sendiri adalah hal termudah untuk bisa dikenal di tengah kancah dunia blogger ini.

    Meskipun, cara yang lain juga banyak, misal be unique dalam segi konten, tapi balik lagi, melakukan sesuatu yang kita sukai secara konsisten itu, jauh lebih mudah ketimbang memaksakan untuk sempurna tapi malah bikin nggak nyaman.

    Dan untuk masalah gaya penulisan, jujur sayapun kadang terpengaruh dengan gaya penulisan orang.
    Kayak dulu saya suka ubek-ubek blognya Gesi, secara nggak sengaja saya jadi ikutan gaya nulisnya Gesi.

    Sampai akhirnya setelah lama ngeblog, saya menemukan ara agar bisa tetap menulis dengan gaya sendiri, yaitu... blogwalking sebanyak-banyaknya hahaha.

    Saya membaca banyak kisah teman-teman, dan bukan cuman 1 atau 2 blog, tapi beragam, jadi saya lupa cara nulis mereka, saya cuman ingat ceritanya.

    Karena itulah saya tetap bisa nulis sesuai cara saya, dan cara saya nulis ya sama persis seperti saya ngomong, atau bisa dibilang, saya ngomong terpengaruh cara nulis saya, hahaha.

    Contoh, dalam dunia nyata, saya selalu pakai kata 'aku', menyesuaikan saya hidup di Surabaya dan sekitarnya, whisch is pake 'aku'.
    Tapi sejak saya rajin ngeblog, seringnya keceplosan pakai saya.

    Dan teman-teman semakin ternganga melihat ke terlalu formalnya saya, hahaha.

    Tapi biarin deh, saya juga nggak nyaman nulis pakai 'aku', menurut saya 'aku' itu ngga bisa ditujukan kepada universal, hanya ke beberapa kalangan aja.

    Sementara tulisan saya ditujukan buat segala kalangan hahaha.

    Anyway, tetap semangat menulis dan ngeblog ya... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hhha Mba Rey... Gapapa, malah makasih banget Mba mau mampir ke blog aku ☺️

      Sepertinya aku akan coba cara Mba untuk blogwalking sebanyak-banyaknya, biar aku ga kebawa gaya penulisan orang hhhaa..

      Beneer bangeet Mba, aku diawal juga bingung pas nulis. Mau pake "saya" atau "gw". Awalnya pake "gw", tapi kok serasa ga sopan dan sok yaa. Akhirnya di ubah pake "saya". Ehhh bales komen-komen malah pake sebutan "aku". Jadi beda semua hhha..

      Yes.. aku terinspirasi dari Mba yg konsisten menulis dan aku pun nyaman di blog. Jadi mungkin akan mulai semangat menulis. Semoga berlangsung lama hhhe. Makasih Mba 😊

      Delete
  6. Jadilah Devina ya.. Hahaha.. karena dengan begitu saja dikau sudah unik dan berbeda.

    Nggak usah rendah diri karena kupikir justru itu penghalang terbesar untuk bergerak maju.

    Menulis lah karena memang kamu menyukainya. Berkomentarlah karena kamu ingin berkomentar.

    Blog itu tempat yang nyaman untuk menjadi diri sendiri, selama kita tidak ingin menjadi seperti orang lain..

    Cemungutzzz

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Mas. Soalnya melihat blogger lain yg kece-kece jadi jiper sendiri deh 😢

      Setuju... Aku juga menemukan kenyamanan disini. Semoga terus demikian dan jadi makin betah di Blog hhhee. Makasih yaa mas, aku akan semangat 😎

      Delete
  7. yes jadi diri sendiri sejatinya bisa bikin hepi. cuman ya godaan diluar aja yang kadang bikin kita jiper.
    tapi itu bisa jadi ilmu baru buat kita, dimodifikasi lagi, tanpa harus mencontek persis jati diri orang lain atau karyanya

    yang penting mah nulis aja, sesuai apa yang ada di pikiran kita, sesuai tujuan awal bikin blog. go go go....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa kaak, emang yg penting jadi diri sendiri. Makasih yaa kak atas supportnyaa. Semangat juga untuk kakak 💪

      Delete
  8. Awal2 ngeblog aku punya idola travel blogger yg jd panutanku banget.mba Trinity traveler. Sempet kepengin menulis seperti dia, tapi setelah dinasehatin Ama suhu blogger lainnya, aku disuruh utk jd diri sendiri aja. Tulis aja pengalaman traveling dari sisi pengalaman yg aku rasain. Ga ush meniru cara org lain :).

    Dari situ aku ga terlalu mau lagi menulis dengan gaya tulisan org lain. Pake styleku sendiri. BW setiap hari ke blog orang2 walopun berbeda Niche dengan blogku yg traveling dan kuliner, itu untuk belajar cara penulisan yg baik, menambah diksi juga kenalan :D. Tapi bukan untuk meniru.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya memang sering BW emang jadi cara jitu agar bisa menulis dengan lebih baik yaa. Setuju sama kata kakak, "menambah diksi juga kenalan tapi bukan untuk meniru."

      Makasih yaa kak sudah diingatkan 😊

      Delete

Halo, salam kenal!

Terimakasih ya atas kesediaannya untuk membaca tulisan ini. Boleh ditinggalkan komennya agar kita bisa berkomunikasi satu sama lain :)

Sampai berjumpa di tulisan-tulisan berikutnya.