Europe Trip (Part 2 - Paris)




Europe Trip - Paris



Liburan kali ini dimulai dari kota Paris. Perjalanan dari Jakarta transit di Doha, lanjut Doha ke Paris. Belasan jam di pesawat akhirnya sampailah kami di Paris. Sesuai dengan julukannya The City of Love, Paris memang sangat cantik dan menunjukkan kesan romantis. Kami tiba di Paris sekitar jam 07.30 waktu sana. Setibanya di sana langsung di sambut dengan hujan dan suhu 7 derajat. Saya biasa dalam suhu tropis, cukup kaget dengan cuaca yang dingin saat itu. Walaupun memang sudah mempersiapkan diri bahwa akan menghadapi cuaca yang dingin serta berangin. Tapi tidak menduga baru tiba langsung di sambut hujan dan bikin cuaca makin dingin.

Memang memilih pergi saat musim semi karena ingin melihat bunga-bunga yang mekar. Otomatis harus siap dengan cuaca yang masih agak dingin dan cenderung berangin. Setibanya di Bandara kami langsung keliling kota Paris. Bisa di bilang proses ganti baju dan bersih-bersih diri dilakukan di bandara. Mulai memasuki kota Paris masih ditemani hujan, benar-benar nuansa romantis yang terasa. Berjalan di kelilingi banguan cantik nuansa Eropa, bertemu dengan orang-orang yang memiliki warna bola mata yang cantik-cantik, waahhh tidak bisa di deskripsikan perasaan saat itu. Saya sendiri suka dengan bangunan nuansa Eropa. Tidak mengerti perihal desain, tapi bangunan-bangunannya entah kenapa enak untuk di lihat. Sederhana tanpa bangunan yang tinggi-tinggi, tapi terasa nyaman.

Bisa dibilang liburan kali ini saya cukup slow dan tidak terlalu ingin untuk berfoto-foto. Lebih ingin menikmati setiap tempat, orang-orang, dan hal-hal yang terlihat dan terdengar. Lebih ingin menikmati waktu tersebut. Malah si Koko yang cenderung mengabadikan semua momen yang ada tersebut dengan foto. Saya menikamtinya dengan mengobservasi hal yang berada di sekitar saya. Kami mengunjungi Arc de Triomphe, sebuah momumen yang terletak di tengah kota Paris.

Arc de triomphe de l'Étoile

Karena masih hujan, jadi untuk foto pun kurang bagus. Awan masih gelap dan kami pun mau foto harus cepat-cepat sebelum basah kehujanan. Berdiri di sebrangnya saja ngerasa monumen ini sungguh megah. Jalanan di sekitar cukup ramai, jadi kami pun tidak bisa berfoto langsung di depan monumen tersebut. Ditambah masih hujan jadi bisa di bilang semakin terbatas untuk berfoto. Ada beberapa tempat yang kami kunjungi sambil menuju Menara Eiffel. Kembali ke yang tadi saya bilang, saya lebih menikmati dengan melihatnya, jadi memang tidak banyak foto yang diambil. Bisa dibilang sepanjang perjalanan tour leader kami menyebutkan tempat-tempat yang cukup hits di Paris. Karena susah untuk menuliskan namanya, jadi memang tidak banyak yang bisa di simpan dalam bentuk foto.

Keliling kota Paris dalam cuaca hujan, lihat-lihat orang jalan dengan membawa payung dan secup kopi/teh di tangannya, serasa nonton film atau membaca adegan di novel. Sukaaaa dengan suasana tersebut. Kebayang minum hot chocolate sambil duduk-duduk di cafe dengerin lagu, ya ampun ituu tenang bangeeet. Cuma karena masih ada beberapa tempat yang harus di kunjungi, kayanya niat itu musti di tahan dulu 😂 Perjalanan lanjut ke Louvre Mueseum. Identik dengan bentuk piramida dan berada di sebrang Benlux Duty Free (tempat berbelanja tanpa dikenakan biaya tax). Selain dikenal dengan kota cinta, Paris juga di kenal surganya tempat berbelanja. Identik dengan kota mode, memang belanja di Paris menjadi satu hal yang perlu dilakukan. Tersebarnya toko-toko dengan brand-brand ternama maupun brand lainnya yang mungkin asing di telinga. Pantes ya Paris menjadi salah satu tujuan berlibur orang-orang karena identik dengan tempat belanja.

Mau foto di depan Louvre Museum saja antrinya minta ampun. Banyak sekali orang yang mau foto dekat dengan bangunan tersebut. Cuaca yang cukup berangin, mau foto saja rambut berkibar kemana-mana. Kami pun sukses foto berdua di depan bangunan itu walaupun tidak dalam jarak dekat. Di bagian bawahnya itu ada bentuk piramida terbalik yang juga jadi spot foto orang-orang. Nah, di dekat Louvre ini ada tempat makan seperti food court, jadi kami pun makan siang disini. Tour kali ini saya memang ambil paket untuk makan siang dan makan malam kami cari sendiri. Jadi biaya tour hanya termasuk sarapan dari hotel. Karena memang saya dan Koko mau coba untuk mencari makanan lokal dan cafe-cafe yang ada di sekitar. Bisa dibilang kami tidak harus mencari menu dengan nasi, karena baru hari pertama dan ingin coba croissant, akhirnya kami membeli burger di McD dan mencari corissant di cafe sekitar situ. Masih mencari menu aman karena baru hari pertama sampai 😂

Makan croissant langsung di sana ternyata memang beda sama croissant yang ada di Indonesia. Disana ituu walaupun croissant kosong tetap enaakkk. Di akhir semua perjalanan ini saya akan cerita menu-menu apa yang tidak akan kami makan dalam waktu dekat setelah pulang ke Indonesia 😂 Jika ke Paris, pastikan harus makan croissant di cafe-cafenya. Karena kami memiliki terbatas waktu, jadi tidak bisa mengunjungi cafe yang terkenal di sana. Sebab posisinya cukup jauh dari Louvre yang menjadi meeting point saat itu. Setelah dari Louvre, kami menuju ikonnya kota Paris, yaitu Menara Eiffel.

Akhirnyaaa kesampean foto di depan menara tersebut. Sayangnya karena habis hujan, jadi area di sekitar banyak genangan air. Mau foto pun jadi susah dan terasa tidak menarik. Kami tidak sampai naik keatas menaranya. Mungkin kalau tidak ikut tour, bisa menyiapkan waktu dan biaya agar bisa naik keatasnya. Pertama kali melihat menara itu waaahh besar dan megah. Pantas menjadi ikon yang harus dikunjungi jika ke Paris. Duduk-duduk diam bangku taman juga asik untuk dilakukan. Setelah berfoto-foto kami melanjutkan pergi ke satu tempat dimana kami bisa naik kapal untuk mengelilingi area kota dan dekat dengan Menara Eiffel. Jadi bisa berfoto dan menikmati suasana kota Paris.


Kapalnya bertingkat jadi bisa duduk di bagian dalam atau atas. Waktu itu kami memilih duduk di atas, walaupun sebenarnya saya tidak tahan dengan dingin dan berangin. Tapi kapan lagi bisa berkesempatan keliling kota dengan naik kapal tersebut. Supeeer sukaaa karena waktu itu mulai cerah sehabis hujan, jadi melihat pemandangan dengan lebih cantik. Orang-orang Paris cukup ramah dan banyak yang duduk-duduk di pinggir sungai tempat kapal melintas. Mereka sering melambaikan tangan kearah kapal seraya menyapa kami-kami yang ada disana. Banyaknya turis dari berbagai negara, membuat saya mendengar beragam bahasa di satu waktu yang sama. Entah kenapa merasa senang dan merasa ingin kembali lagi ke suasana tersebut hhee.


Foto yang diambil dari atas kapal lebih terlihat cantik ketimbang foto langsung di dekatnya. Karena taman-taman di sekitarnya banyak genangan air. Sayang tidak ada kesempatan unutk melihat ketika malam hari. Padahal ketika malam hari pasti lebih menarik dengan lampu-lampu yang menyala. Kami dua malam berada di Paris. Karena hari pertama berkunjung ke sana dalam suasana sehabis hujan, keesokan harinya kami mengunjungi tempat yang menjadi spot untuk berfoto dengan latar belakang Menara Eiffel juga. 


Memang tidak berada dekat langsung, tapi cuaca sudah lebih cerah dan bisa mengambil foto dengan lebih baik. Hari ke-2 berada di Paris acara kami adalah mengunjungi Galeries Lafayette dan La Vale Village. Jadi memang fokus untuk berbelanja dan waktu bebas eksplor daerah-daerah di sekitar tempat tersebut. Sebetulnya La Vale Village itu dekat dengan Disneyland Paris. Tapi karena waktu yang ada tidak banyak, jadi tidak bisa berkunjung kesana. Padahal ingin kesana untuk sekedar foto di depannya saja hhha..

Bisa dibilang waktu berada di Paris cukup singkat. Tempat-tempat yang di eksplor juga tidak banyak. Apalagi di Eropa ternyata mereka memiliki jam kerja yang cukup berbeda dengan kita di Indonesia. Jika disini toko-toko bisa nutup hingga malam, di Paris rata-rata jam lima sore sudah pada nutup. Bahkan hari minggu itu ada beberapa toko yang tutup. Ada juga yang tutup di hari Senin. Sedangkan karena kami datang saat musim semi, waktu matahari terbenamnya sedikit lebih malam. Jadi jam enam sore di sana masih sangat terang, namun toko-toko sudah tutup. Jadinya kami tidak bisa melakukan apapun. Ditambah waktu kerja driver bus juga ternyata sudah ada aturan yang berlaku. Mereka tidak bisa bekerja diatas jam delapan malam, jika lanjut maka akan di kenakan lembur. Bus-bus di sana juga ternyata ada sistem yang mengharusnya untuk berhenti jika driver sudah mengemudikan dalam sekian jam. Jadi bisa dibilang banyak waktu terbuang untuk istriharat karena memang busnya tidak bisa lanjut jalan. Jika diteruskan akan ada alarm yang berbunyi.

Ini menjadi hal baru yang saya dapatkan perihal jam kerja di Eropa. Ternyata mereka sangat memperhatikan jam kerja karyawannya. Meskipun banyak turis yang ingin berkunjung, jika sudah waktunya tutup mereka akan tutup. Tidak akan menununggu turis-turis yang masih asik belanja. Mereka akan meminta kami untuk pulang dan kembali keesokan harinya. Dua malam di Paris terasa masih kurang. Masih banyak yang ingin saya lakukan tapi karena banyak yang nutup dan ikut tur jadi hal-hal tersebut belum tercapai. Next time jika ada kesempatan lagi, rasanya ingin mengunjungi lebih banyak tempat dan tentunya lebih banyak kota dari Perancis.

Oiya mungkin ada yang tahu juga kalau kota Paris terkenal dengan banyak pencopet. Memang sih setiap kota di negara manapun pasti ada hal-hal tidak mengenakan tersebut. Kita perlu waspada dengan barang yang kita bawa apalagi sebagai turis. Di dekat Menara Eiffel memang banyak orang-orang berkulit hitam yang berjualan. Sepeti patung-patung berbagai gambar maupun bentuk Menara Eiffel. Beberapa dari mereka juga bisa berbahasa Indonesia loh. Apalagi kalau dengar kita ngobrol dengan Bahasa Indonesia, mereka akan menyapa dengan "Apa Kabar". Mereka juga meyebutkan harga barang yang dijualnya dengan nominal dalam bahasa Indonesia. Bahkan saat kita berfoto mereka menyebutkan "satu, dua, tiga." Pastikan jika kita tidak berminat untuk membeli, jangan sekali-sekali bertanya harga atau melihat-lihat lebih dekat ke barang-barangnya. Jika kita batal membeli, mereka akan terus mengikuti kita agar jadi membeli. Kita pun tidak perlu untuk mengambil makanan burung yang diberikan oleh mereka, karena itu tidak gratis. Nantinya mereka akan minta uang dari kita untuk biaya makanan burung tersebut. Disana memang banyak burung, terkadang orang memberikan makanan untuk bisa berfoto dengan burung-burung tersebut.

Hati-hati juga dengan tas kita, karena mereka bisa beraksi dengan sangat cepat tanpa kita sadari. Jika memang tidak ada yang mau dibeli, lebih baik menjauh dari penjual-penjual tersebut. Kita pun perlu waspada dengan warga lokal khususnya di daerah yang banyak turis. Karena bisa juga mereka melihat kita orang asing dan menjadikan kita sebagai korbannya. Ini informasi yang saya dapatkan dari tour leader. Tapi bukan berarti Paris menjadi kota yang tidak ramah untuk turis. Seperti yang sudah saya sebutkan, di setiap kota dan negara tentunya ada orang-orang seperti itu. Di Indonesia pun juga ada, pastikan kita tetap waspada dengan sekitar.

Jika ditanya apakah mau kembali lagi ke sana? Tentu sajaaa mauuuu!! 

Next kita akan berpindah ke kota dan negara berikutnya 😍








4 comments

  1. Aku juga banyak denger ttg copet di Paris, lalu kawasan Eiffel yg katanya ga secantik yg difoto2. Trus yg paling sering didenger akhir2 ini, tikuuuus di Paris, yg populasinya udah gedean dibanding jumlah manusia 😂. Ntah itu lebay atau bener, tapi cukup bikin merinding sih mba.

    Aku belum pernah ke Paris, jadi ga mau judge apapun. Kalo ditanya mau ga kesana, ya pasti mauuuu, seperti apapun image Paris yg dibilang Orang2, aku ttp mau liat sendiri kotanya.

    Tapi sebenarnya, aku pengeeeen bgt liat CATACOMBES DE PARIS. Alias kuburan bawah tanah Dev. Tengkoraknya dibiarin begitu aja, JD memang ga dikubur. Penasaran banget Ama ituuuu 😍😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kemarin pas kesana ada bagian yg lagi di renovasi mba, jadi yaa gitu ketutupan jaring2 gituu. Kalo perihal tikus atau Paris ga bersih sih kemarin aku ga nemuin yaa 😂

      Tapi image Paris yang city of love itu berasa bangeet mbaa. Mana pas aku sampai itu hujan, jadi yaa ampun makin kerasa dehh. Aduh kalo yg ituu malah aku ga tahu mbaa, kayanyaa kalo pun tahu aku belum tentu mau lihat dehh mbaa 🤣 Aga ngeri yaa mbaa lihat tengkorak2 gituuu 🤭

      Delete
  2. Kebayang minum hot chocolate sambil bengong-bengong di Paris, aduhai banget suasananyaa! Aku rasa pilihan yang tepat Ci Devina lebih memilih menikmati momen di sana, apa yang ditangkap mata kadang jauh lebih indah 😆. Europe memang punya vibes yang beda banget untuk bangunannya. Akupun bukan anak seni, tapi selalu suka melihat bangunan-bangunannyaa 😍.
    Duuuh, penasaran banget sama rasa croissantnya! Aku punya mimpi kalau ke Paris, aku pengin coba croissant dari setiap cafe yang aku temui di sana 🤣. Harga per croissantnya kisaran berapa, Ci Dev?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul bangeet liii, aku pun juga bukan anak seni tapi senang aja lihat bangunannyaa. Cantiiikk semuaaa.

      Amin semoga suatu saat Lia bisa kesana yaaa. Harga nyaa hampir sama kaya disini lii kisaran 30-50 ribuan (uda kurs rupiah).

      Delete

Halo, salam kenal!

Terimakasih ya atas kesediaannya untuk membaca tulisan ini. Boleh ditinggalkan komennya agar kita bisa berkomunikasi satu sama lain :)

Sampai berjumpa di tulisan-tulisan berikutnya.