Trust The Truth



Trust The Truth


Ketika membaca judul tulisan ini, apa yang terlintas di pikiran kalian? Tulisan ini bukan sekedar membahas rasa percaya dan kebenaran. Namun, Trust The Truth adalah nama grup (geng) saya dan teman-teman sejak kuliah. Mungkin ada dari kalian yang merasa, kok nama gengnya panjang benar? atau merasa kok namanya malah begini sih? 😂 Ya.. beneran namanya seperti itu. Kami terdiri dari 10 orang yaitu, enam wanita dan empat pria. Kami kenal sejak tahun 2011, saat itu masih mahasiswa baru (maba) di Fakultas Psikologi. Bermula dari teman satu kelas, lanjut menjadi teman kelompok dalam mengerjakan tugas, ternyata kami bisa akrab sampai sekarang. Sudah sembilan tahun saya mengenal mereka. Namun, Trust The Truth baru terbentuk sejak tahun 2013. 

Saya tertarik untuk membahas mengenai grup sebab habis menonton Hospital Playlist. Duh.. maafkan jika masih berbau-bau drakor. Apa daya baru selesai nonton drakor nih. Saat ini mau rehat dulu, entah besok lanjut nonton drakor lain atau tidak 😂 Nah di Hospital Playlist membahas tentang persahabatan lima orang dokter, saya jadi mengingat sahabat-sahabat saya dalam grup ini. Momen saya pergi sejenak kemarin di isi dengan ngobrol sama sahabat sampai jam tiga subuh. Saya pun bilang akan membahas mengenai mereka. Nah, disini lah saya akan bahas.

Trust The Truth bukan sekedar nama grup, namun ini menjadi tradisi kami ber-10 di setiap tahunnya. Sejak tahun 2013, kami membuat tradisi yang biasanya di lakukan menjelang akhir tahun. Tradisi tersebut adalah kami ber-10 berkumpul dan saling update kehidupan masing-masing. Kemudian di akhiri dengan tukar kado menjelang natal atau tahun baru. Trust The Truth ini melambangkan rasa percaya kami akan kebenaran yang dialami oleh satu sama lain. Kami mendengarkan, berargumen, memberikan saran, mengapresiasi, tertawa bersama, bahkan menangis bersama. Kalau sama mereka sudah tidak ada kata jaim. Satu sama lain sudah bisa saling menerima bagaimana kebaikan dan keburukan.

Ketika masih kuliah, penentuan waktu untuk Trust The Truth lebih mudah di lakukan. Sebab, masih bertemu di kampus. Sejak lulus kuliah, mulai menemukan hambatan dalam penentuan waktu. Namun, tetap kami upayakan untuk bisa berkumpul di akhir tahun. Walau tidak jarang satu atau dua orang dari kami berhalangan, namun tidak membuat tradisi ini dilewatkan. Biasanya kami tetap mengajak ybs dengan cara video call. Pokoknya tradisi perlu berlanjut dari tahun ke tahun. Mulai semuanya masih single, sampai satu per satu punya pacar. Lanjut satu per satu menikah dan ada yang sudah punya anak. Tetap kami lakukan tradisi tersebut di akhir tahun. Biasanya kumpul di rumah salah satu dari kami atau pernah menyewa villa di Bandung. Jadi kami sama-sama berangkat naik kereta ke Bandung. Duh... momen yang tak terlupakan karena bisa pergi sama mereka dalam kondisi full team. Momen itu terjadi tiga tahun lalu (kalau tidak salah 🤣). Karena pada sibuk kerja akhirnya belum bisa terrealisasi untuk pergi ke tempat lainnya. Semoga bisa terjadi lagi suatu saat.

Tahun ini karena pandemi dan tidak bisa bertemu tatap muka, akhirnya kamu bertemu secara virtual. 3 Oktober 2020, kami ber-10 kumpul melalui online. Adanya Zoom membantu kami untuk bisa bertemu secara virtual. Tahun ini meskipun tidak bertemu langsung, namun update kehidupan tetap berjalan. Satu per satu dari kami bercerita, mulai dari tanya kabar sampai masalah personal. Bahkan sampai pekerjaan juga kami bahas. Kami ber-10 bekerja dalam bidang yang cukup beragam. Bidang pekerjaan kami terdiri dari HRD, Konsultan, bahkan Psikolog. Grup WA kami bisa saling mengirim CV calon kandidat atau membahas tempat training untuk karyawan. Bukan cuma itu saja, bisa saling kirim info seputar jualan atau bahkan gosipin orang lain hahaha... Ya... seperti grup pada umumnya. 

Nah seputar jualan ini karena ada salah satu dari kami beserta calon suaminya membuka usaha jual kopi bernama Hopijolo. Kopi dengan gula aren ini rasanya nikmat. Saya bukan pecinta kopi namun saat mencobanya merasa masih bisa di terima oleh lidah saya. Manisnya pas dan kekentalannya pas. Mereka juga jual dalam kemasan botolan loh dan bisa di kirim via paket. Ini homemade ya, jadi aman dan terjamin kualitasnya. Bagi pecinta kopi, boleh di tengok lalu di coba Hopijolo, siapa tahu cocok untuk kalian 😍 Nah, sahabat saya lainnya ada yang open PO tiramisu, ayam goreng (satu ekor), dan ayam bumbu rujak (satu ekor) loh. Kalau menu ayam, kebetulan mamanya yang buat dan masakannya terkenal enak. Ini diijamin halal. Sebab keluarganya buka catering, jadi tidak perlu di ragukan lagi untuk rasa dan kualitasnya. Dia juga menjual keripik singkong daun jeruk dan kerupuk non halal. Bisa di cek ke Big Gw dan jika mau coba masakan ayam mamanya, silahkan DM ownernya saja ya (tertera di Bio) 😉 Kenapa harus DM, karena masakan mamanya belum ada akun instagram 😂 Salah satu dari kami juga menjadi Co-Founder dari Asa Berdaya yang merupakan wadah untuk mental health program. Asa Berdaya juga mengadakan konsultasi, workshop, dan konseling bagi mereka yang membutuhkan. Bahkan mereka sering mengadakan Live di Instagram atau workshop virtual mengenai topik-topik yang bermanfaat sekali, khususnya di masa pandemi ini. Silahkan di cek, siapa tahu ada yang membutuhkannya.

Tahun ini saya sadar bahwa mereka sudah dewasa. Tiap tahun kami saling bercerita dan berbagi sehingga menyadari bahwa satu sama lain saling berkembang. Tentu ada masa naik dan turunnya, namun kami berusaha untuk selalu ada dan menguatkan. Terkadang tidak butuh mendengar komentar, hanya sadar bahwa ada yang mendengarkan itu sudah lebih dari cukup. Bukan cuma mereka yang dewasa, saya pun beranjak dewasa. Pembahasan kami bukan seputar tugas dan dosen di kampus. Kami mulai membahas seputar pekerjaan, karir, percintaan, rumah tangga, bahkan membeli rumah atau investasi. Sungguh pembahasan yang semakin meluas, sesuai dengan bertambahnya usia kami. Duh... kok kangen masa saat masih kuliah. Pembahasan seputar tugas ini yang sulit atau bagaimana rumor tentang dosen itu. Sekarang pembahasan makin kompleks ya.

Tahun ini baru di mulai dengan bercerita, acara tukar kado baru akan di laksanakan akhir tahun nanti. Terkadang saya merasa semakin bertambahnya usia kami, intensitas bertemu bahkan bertukar kabar tentu berkurang. Jika dulu grup WA selalu ramai tiap hari, kali ini hanya sesekali saja. Jika dulu bisa saling WA satu sama lain untuk ajak makan sehabis kelas atau mampir ke Mall samping kampus. Sekarang untuk WA bukan rutin tiap hari di lakukan.  Namun satu yang pasti adalah kami tidak pernah misah-misah.

Teman-teman, ada kah kisah bersama sahabat atau orang terdekatnya? Yuk, saling berbagi cerita 😊


Cover: Canva


Devina Genesia


14 comments

  1. Seru nih kalo ngomongin kisah persahabatan. Dan kita juga jadi ikut seneng kalo mereka pada sukses ya kak.

    Aku sendiri punya sahabat di SMA 8 orang, pas kuliah 5 orang, yg sebagian besar ada di Medan, jadi kalo udah ngumpul tuh pasti rame dan gila-gilaan lah pokoknya, haha.. padahal aku aslinya pendiem ya, tapi kalo udah ngumpul sama mereka, seketika aku juga jadi ikutan gila, wkwk..

    Kalo sama yg 5 orang sih masih sering vcall WA, tapi kalo sama yg 8 orang nih belum dapet waktu yg pas buat ngumpul via zoom.

    Ah, nggak ada habisnya nih kalo ngomongin sahabat, hihi..

    Makasih juga untuk sharingnya kak Dev, jadi ngingetin aku sama sahabat-sahabatku :*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget Mba, ga ada habisnya kalau bahas sahabat. Pasti bisa panjang pembahasannya hhha..

      Waah seru banget, kadang kalo di depan orang-orang terdekat, bisa keluar sifat aslinya yaa 🤭

      Semoga segera menemukan waktu yg tepat untuk kumpul virtual yaa Mba. Biar bisa saling me time dan cerita-cerita hhhe..

      Sama sama Mba, makasih juga uda berbagi sedikit tentang cerita persahabatan Mba 😊

      Delete
  2. Cerita yang hangat sekali, Ci Devina :)

    Aku juga jadi teringat dengan teman-teman SMAku yang semacam ada tradisi bahwa dalam setahun, pergi jalan-jalan ke dalam atau luar kota bersama-sama. Sekarang karena masih belum pada menikah, masih bisa atur waktu lebih baik meskipun sulit juga, kelak kalau udah menikah pasti lebih sulit lagi 😂

    Aku ikut bahagia membaca tulisan ini, pertemanan Cici dan teman-teman tetap diperjuangkan meskipun udah semakin sulit mencari waktu untuk kumpul. Semoga hubungan pertemanan kalian langgeng, Ci :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuihh mantap tuh. Jadi sekalian refreshing bareng yaa. Asik sih jadi bikin makin akrab satu sama lain.

      Tenang aja, nanti juga bisa kumpul lagi meskipun udah menikah. Cuma emang butuh effort lebih aja untuk atur waktunya 🤣

      Amin, makasih ya Lia. Semoga dirimu dan sahabat-sahabtmu juga langgeng 😊

      Delete
  3. Setiap orang, kayaknya punya kelompok pada jenjang tertentu. Di jenjang kuliah, saya punya kelompok yang dimana agenda mingguan kami bakar-bakar ikan di salah satu kos teman saya. Atau, main kartu remi disela-sela jam kosong. Sama dengan kak Devina, nama kelompok kami juga agak anti mainstream. Namanya LGBT, dibuat oleh teman saya. Beranggotakan 6 orang. Tiga laki-laki, tiga perempuan. LGBT adalah akronim dari Lingkup Gerakan Bawah Tanah. Konteks namanya adalah merujuk pada orang-orang yang selalu bergerak tanpa pengetahuan orang lain. Misalnya, ujug-ujug langsung ada di suatu tempat, atau ujug-ujug tugasnya selesai. Istilah kerennya, mensen (main sendiri).

    Mungkin kak Devina tidak begitu ngerti dan relate. Saya harap tidak begitu. Karena rentan umur tidak begitu jauh 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya ampun agenda mingguannya enak sekali mas. Sambil kumpul dan makan bareng 👏 makan sambil ngobrol dengan sahabat emang nikmat ya hhha..

      Aku paham Mas hhha. Keren juga ya kalian tanpa banyak omong, langsung aksi. Semoga persahabatannya tetap begitu seterusnya ya Mas 😁

      Delete
  4. Wah, seru banget pasti, ciiiii. Rame-rame bersepuluh. Geng sahabatku pas kuliah dulu gak sebanyak itu, personelnya cuma enam doang. Dan gak punya nama pula.🙈

    Ngomong-ngomong pas ci Devina bilang setiap tahun kumpul bareng dan saling mengupdate kehidupan masing-masing, entah kenapa aku terbayang sesi konseling kelompok di film-film yang biasa aku tonton. Ah, dasar aku maniak film.🤭

    Eh iya, kalau aku sekarang malah sudah jarang banget ketemu teman satu geng, ci. Setelah lulus kuliah semuanya mencar merantau sendiri-sendiri. Jadi ketemuannya sering lewat grup chat atau video call doang.😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Seru karena rame hhha.. Aku pun dulu juga punya sahabat pas SMP dan SMA kisaran 5-6 orang. Cuma sekarang sudah mencar-mencar deh. Sahabat kuliah aja nih masih terus sampai sekarang dan semoga selamanya. Amin.

      Hhhaa.. mungkin karena basic kami orang psikologi, jadi beneran kaya lagi sesi konseling dalam grup gitu 🤣 Iya emang semenjak lulus pasti satu per satu kaya ngilang. Kami pun begitu, cuma nanti muncul lagi pas menjelang akhir tahun. Ya.. karena ada tradisi ngumpul ini hhhee...

      Delete
  5. Kadang sedih kalo bicarain sahabat. Dulu zaman sekolah aku juga gabung Ama Genk2 sekolah juga :D. Tapi sejak kami kuliah, terpisah ntah kemana2, dan akhirnya lost contact. Padahal dulu itu dekeeet banget.

    Trus pas di JKT, aku ketemu sama temen sekolah, dan Krn dia tinggal di JKT, akunya seneng Krn jd ada temen LG. Deket banget, sampe kami traveling bareng. Tapi kemudian keluarganya kena musibah di Medan, dan dia hrs balik utk bantu urus bisnis kluarga :(. Jadinya di JKT ini bisa di bilang aku ga ada lagi sahabat. Semuanya mencar2 lagi.

    Kayaknya bener pernah ada yg bilang, semakin tua, jumlah temen/sahabat semakin dikit. Aku ngerasain bgt. Kalo temen dunia maya aku banyak mba. Malah bisa di bilang LBH srg berhubungan Ama mereka drpd temen2 dunia nyata :D.

    Ya sudahlaah... Yg ptg skr sih, msh ada suami tempat aku curhat segala macem :D. Jd bisa di bilang sahabatku ya dia juga ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget Mba, semakin tua jumlah rekan terdekat semakin sedikit. Makin lama aku juga ngerasa kadang kalau ngomong sama mereka kaya roaming. Tapi karena kami punya tradisi ngumpul, jadi tetap ketemu lagi menjelang akhir tahun.

      Hhha... aku pun perlahan punya teman di dunia maya Mba, salah satunya Mba Fanny. Walaupun aku jarang baca blog mba, tapi suka ngiler liat instagram mba. Posting makanan enak-enak mulu 🙈

      Iya... partner pun bisa menjadi sahabat bahkan lebih erat hubungannya hhee..

      Delete
  6. Sahabatan sepuluh orang kebayang gimana serunyaaaa. Ini yang pernah dirimu posting di IGS bukan sih? inti captionnya agak sama dengan tulisan ini.

    Aku ngga penah punya group yang sebanyak ini sih, paling banyak sih waktu aku sering main sama jurusan sebelah, dimana mereka kompak satu angkatan. Jadi secara tidak resmi saya jadi anak jurusan mereka juga hehe.

    Tapi berapa pun jumlah anggota di grup itu, yang aku rasakan adalah semakin kesini, semakin terfilter oleh kesibukan dan prioritas kita. Bersapa sesekali atau video call kalau memang sudah kangen.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes.. Betul sekali Mba Renov hhaa..

      Seruuu banget karena banyak orang jadi ramai. Cuma kadang repot sendiri kalau harus ambil keputusan hhhe..

      Iyaa.. bener Mba, makin kesini pasti berkurang. Ujung-ujungnya circle semakin kecil dan paling sisa hitungan jari huhu..

      Delete
  7. sohib sohib gokilku adalah waktu kuliah, cowok cewek semua sama, kita keluar bareng pun kayak melebur satu gitu aja, untungnya sekarang ada teknologi seperti WA,padahal jaman kuliah dulu cuman SMS aja bisanya, dan nomer pun kadang udah banyak yang ganti
    temen aku getol banget nanyain satu satu temen sekelasnya dulu, dikumpulin di grup WA, kita berasa kumpul lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah.. iya kalau dulu pake SMS jadi aga repot. Sekarang ada WA, jadi bisa bikin grup bareng deh hhhe..

      Wah... asik tuh, jadi bisa saling kontek satu sama lain. Semua bisa kumpul dan komunikasi jadi enak serta mudah deh hhhe..

      Delete

Halo, salam kenal!

Terimakasih ya atas kesediaannya untuk membaca tulisan ini. Boleh ditinggalkan komennya agar kita bisa berkomunikasi satu sama lain :)

Sampai berjumpa di tulisan-tulisan berikutnya.