Suamiku Survivor Covid-19


Survivor Covid 19  - Devina Genesia


Hari ini berkesempatan untuk berbagi kisah mengenai pengalaman keluarga kami dalam menghadapi Covid-19. Seperti yang sudah saya ceritakan di  End of 2020 bahwa suami terpapar virus Corona dengan gejala. Setelah tiga minggu berjuang, akhirnya tepat tanggal 13 Januari 2021, ia di nyatakan negatif dari virus tersebut. Thanks God! Terhitung sejak tanggal 25 Desember 2020, Koko di rawat di rumah sakit karena adanya gejala yang ia alami. Selain itu hasil CT Scan menunjukkan adanya bercak putih di paru-parunya. Entah memang karena ia termasuk perokok pasif atau bercak tersebut timbul karena adanya virus Corona. "Pertarungan" pun di mulai sejak ia masuk rumah sakit. Tulisan ini saya bagikan setelah meminta izin sama Koko untuk bercerita mengenai pengalamannya selama sakit. Tujuan sebagai sharing kepada teman-teman agar tetap menjaga kesehatan dan mematuhi 3M. Virus Corona masih ada di sekitar kita dan entah kapan akan perginya.

26 Desember 2020

Koko mulai merasakan kehilangan indra penciuman. Ia mulai merasakan itu ketika tidak bisa mencium wangi sabun mandi. Bahkan saat mencium minyak kayu putih mulai tidak bisa merasakan. Hanya merasa mentol atau sensasi menyengat dari minyak kayu putih. Menurutnya saat itu ia merasa penyakitnya mulai parah. Koko mulai stres dan merasa bahwa kondisinya semakin memburuk. Nafsu makan juga semakin hilang. Walaupun ia masih bisa merasakan rasa masakan seperti asin, namun ia tetap tidak ingin makan. Hari itu mencoba untuk mencium apapun yang bisa di cium. Seperti wangi makanan, sabun mandi, minyak kayu putih, dll. Hasilnya tetap tidak bisa mencium apapun. 

Selain itu, ia mulai demam dan suhu mencapai 38 derajat celcius. Kondisi badan semakin tidak enak dan batuk-batuk semakin sering. Jumlah obat yang diminum termasuk banyak, bahkan ia merasa sangat kenyang sehabis minum obat. Ia lupa persisnya berjumlah berapa, namun sekali minum bisa belasan butir obat dan vitamin. Satu hari bisa minum tiga kali obat, jadi total meminum puluhan obat. Kondisi tersebut membuat lambungnya bermasalah, ia merasa sakit di bagian bawah dada. Dokter menduga efek lambung yang tidak kuat karena terlalu banyak obat. Akhirnya ia mendapatkan obat tambahan untuk meredakan gangguan lambung. Semakin banyak obat yang harus di minumnya.

29 Desember 2020

Kondisi tadi berangsur-angsur menghilang. Di tanggal ini, ia mulai bisa mencium samar wangi minyak kayu putih. Namun, wangi sabun masih belum bisa tercium. Walaupun masih samar, namun mulai terlihat ada kemajuan. Dokter memang mengatakan bahwa gejala yang dialaminya termasuk ringan. Demam sudah turun dan ia merasa kondisi badan mulai lebih enak. Sedangkan untuk batuk dan sakit tenggorokan masih terjadi.  Koko pun di jadwalkan untuk Swab pertama sejak di nyatakan positif. Sebab ketika di nyatakan positif, ada nilai CT (Cycle Threshold Value). Nilai CT yang saya pahami adalah nilai yang menentukan tinggi/rendahnya kadar virus dalam tubuh pasien. Semakin rendah maka di nyatakan Positif dan besar kemungkinan untuk menularkan kepada orang lain. Saat Koko dinyatakan Positif Covid-19 pada 23 Desember 2020, nilai CT-nya adalah 22.41. Jika nilai CT dibawah 35, maka besar kemungkinan untuk menularkan kepada orang lain.

Swab pertama kali saat rawat di rumah sakit tanggal 30 Desember 2020. Hasil tes keluar tanggal 31 Desember 2020 dan masih dinyatakan positif. Namun, nilai CT-nya sudah meningkat, yakni 39,68. Sebetulnya nilai CT diatas 35 bisa melakukan isolasi mandiri di rumah. Karena virus yang ada di dalam tubuhnya semakin kecil untuk menularkan ke orang lain. Sepertinya standar nilai CT adalah 35, jiak berada di atas 35 maka kondisi semakin membaik. Meskipun hasil Swab menunjukkan masih positif. Namun, kami memutuskan untuk melihat kondisinya agar yakin bahwa Koko semakin membaik. Jujur, masih merasa khawatir jika ia pulang saat itu. Dokter pun menyarankan untuk melakukan tes beberapa hari kemudian.

04 Januari 2021 

Dilakukan Swab ke-2 saat rawat di rumah sakit. Hasilnya tetap positif. Padahal berdasarkan informasi yang saya baca, nilai CT diatas 35 bisa menunjukkan hasil negatif. Hasil Swab ke-2 ini kurang begitu bagus, karena nilai CT-nya malah turun. Saya pun menanyakan kepada kenalan saya yang adalah kepala perawat. Menurutnya nilai CT bisa turun, karena di pengaruhi imun tubuh dan bisa juga di pengaruhi saat metode pengambilan sample. Nilai CT hasil Swab ke-2 adalah 34,16. Nilai tersebut berada di bawah 35, tentu masih dalam kondisi berbahaya untuk bisa isolasi mandiri. Walaupun Koko mulai merasa kondisi tubuhnya sudah membaik. Indra penciuman sudah kembali bahkan dirinya mulai bisa jalan-jalan ke taman di depan kamar. Bersyukur, ia di perbolehkan untuk keluar kamar dan berjemur. Setidaknya ada hiburan selain berada di dalam kamar, tiduran, dan nonton TV.

Swab ke-3 dilakukan tanggal 06 Januari 2021, hasilnya tetap masih positif. Koko sudah mulai tahap bosan dan stres karena kelaamaan isolasi mandiri. Namun belum boleh pulang sama dokter karena nilai CT sempat menurun. 09 Januari 2021 dilakukan Swab ke-4 dan tetap masih positif. Saat itu ia sudah stres berat karena empat kali berturut-turut masih positif. Padahal ia merasa sudah sembuh dan badannya sudah enak. Nilai CT mulai meningkat, yaitu 37.56. Koko ingin melakukan isolasi mandiri saja karena ia merasa keadaan sudah membaik. Dokter mengatakan perlu untuk tes berikutnya, memastikan bahwa nilai CT-nya tidak turun lagi. Akhirnya 12 Januari 2021 di lakukan tes yang ke-5. Koko sudah bilang sama dokter, apapun hasilnya ia akan tetap pulang dalam minggu tersebut. Dokter memperbolehkan asal nilai CT-nya tidak turun lagi. Ternyata tanggal 13 Januari 2021 ia di nyatakan sudah Negatif. Hari itu bersyukur sekali karena saya pun sudah dalam tahap pasrah. Jika memang masih dinyatakan positif namun nilai CT meningkat, biarlah Koko pulang isolasi mandiri. Sedangkan saya mengungsi ke rumah orangtua. Sebab, saya bisa mengerti bahwa ia sungguh bosan di rumah sakit tanpa melakukan aktivitas seperti biasa. Tentu lebih stres dan bisa mempengaruhi imunnya.

Hari itu juga saya mengurus proses ia pulang. Rasanya deg-degan tidak bertemu suami secara langsung selama tiga minggu. Sebetulnya kami melakukan video call setiap hari. Tentu rasanya berbeda bertemu virtual dan secara langsung. Saat akhirnya ia boleh keluar kamar isolasi dan kami ketemu di lobby rumah sakit, saya malah sedih melihat Koko yang sangat kurus 😭 Tiga minggu sakit membuat berat badannya turun 3-4 kg. Walaupun tersenyum, tetap tidak bisa menghilangkan kesan lelah dan lega. Kami lega, akhirnya masa-masa di rumah sakit sudah usai. Bahkan hingga tadi pagi saya masih merasa surprise, bahwa suami saya sudah sehat dan bisa pulang. Melihat betapa banyaknya kasus positif belakangan ini, bersyukur kami bisa melewatinya. 

Minggu depan, koko di jadwalkan untuk melakukan Swab ulang. Memastikan bahwa sudah benar-benar negatif dari virus Corona. Meskipun sudah negatif dan bisa pulang, namun ia masih diberikan vitamin sama dokter. Perihal obat, saya tidak bisa menjelaskan karena memang tidak mengerti. Selain itu, tentu akan berbeda-beda obat yang diberikan antara Koko dan orang lain. Tergantung dari kondisi tubuhnya. Perihal vitamin yang bisa saya infokan hanya Vitamin C, Vitamin D, dan Zinc. Perihal Vitamin D ini diberikan karena berdasarkan hasil tes darah, nilai Vitamin D Koko masih rendah. Jika flashback ke awal timbulnya virus ini dan berita bahwa kita disarankan untuk berjemur matahari, mungkin memang Vitamin D bermanfaat juga untuk menangkal virus tersebut.

Saat ini kondisi Koko sudah sehat, ceria, dan mulai nafsu makan. Ia merasa senang akhirnya bisa makan sambal hhha. Sebab selama di rumah sakit tidak ada sambal pada makanan yang diberikan. Buat dirinya yang pencinta sambal, tentu itu menjadi hal paling menyedihkan. Walaupun demikian, tetap masih berjaga-jaga dan melakukan protokol kesehatan. Sejak kemarin mulai berjemur dan akhirnya ia ikut saya jalan pagi. Saya pun jadi ikutan berjemur walaupun matahari tidak begitu cerah. Efek mulai musim hujan jadi agak susah menemukan matahari yang cerah.

Melihat semakin banyaknya jumlah kasus positif, yuk kita sama-sama bantu diri sendiri dan sekitar. Saya dengar cerita Koko bahwa para tenaga medis terlihat lelah. Bahkan ia dengar ada perawat di rumah sakit tersebut yang terpapar virus corona dan sudah satu bulan belum negatif. Perawat tersebut sampai stres dan melakukan konseling dengan psikiater. Koko mendengar cerita tersebut dari perawat yang datang ke tempatnya. Perawat selalu memberikan semangat untuk Koko. Bahkan dokter pun juga memberikan semangat untuk Koko. Padahal seharusnya kita yang memberikan semangat untuk para tenaga medis. Beneran kalau tidak ada mereka, siapa lagi orang yang bisa bantu jika pasien semakin banyak 😭 Selain minum vitamin, melakukan protokol kesehatan, berpikiran positif juga sangat penting. Jujur memang tidak mudah. Saya pun kemarin sampai psikosomatis karena hasil tes Koko masih selalu positif. Bahkan berat badan saya turun 2 kg. Ketika akhirnya ia dinyatakan negatif, sakit perut saya mulai hilang dan saya pun mulai nafsu makan. Pikiran itu terkadang berbahaya dan bisa menimbulkan penyakit fisik.

Yuk teman-teman jaga diri dan orang sekitar. Semoga kalian dan keluarga sehat selalu yaaa... 🙏



Devina Genesia


24 comments

  1. Sekitaran awal Oktober, saya juga sempat kehilangan indera penciuman selama kurang lebih dua minggu. Tentu saya panik karena saya lumayan aktif membaca informasi soal covid ini, salah satu gejalanya adalah tidak bisa mencium bau atau istilahnya Anosmia. Selain tidak bisa cium bau, saya juga tidak bisa merasakan makanan. Kecuali yang benar-benar tajam seperti rasa asin dan pedas.

    Dua minggu itu benar-benar membuat saya cemas. Untungnya tidak terjadi gejala lanjutan.

    Syukurlah Koko sudah sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya. Memang, imun lebih gampang turun kalo stress, makanya kebanyakan orang memilih isolasi mandiri ketimbang dirawat di rumah sakit karena sangat mempengaruhi psikologis

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bersyukur sekarang Mas Rahul sudah baik-baik aja yaa. Sehat selalu yaaa Mas 🙏

      Iyaa bersyukur dia sudah negatif dan pulang. Emang, kalau udah di RS bikin down. Bersyukur masa-masa kemarin udah terlewati. Gimanapun di rumah tetap paling nyaman.

      Delete
  2. Ahh lega akhirnya mendengar si Koko dah sehat Dev... Pasti rasanya ampuuunn ya Dev...

    Ga bisa ngomong panjang deh.. cuma bilang senang mendengar si Koko dah kembali sehat dan normal.

    Tetap Stay Safe ya Dev... situasi masih seperti ini..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Legaaa banget Mas, langsung bisa tidur nyenyak. Bersyukur udah terlewati dan kaget juga pas ngitung ternyata 3 minggu proses untuk bisa sembuh.

      Amin.. stay safe juga untuk Mas Anton dan keluarga yaaa 🙏

      Delete
  3. alhamdulilah koko udah baikan ya mbak dan bisa kumpul lagi sama keluarga
    aku udah bayangin gimana sedih dan stresnya koko harus pisah dengan keluarga, tapi ini demi kebaikan bersama
    was was juga sekarang ini, kita nggak tau kita ketemu dengan orang "sehat"kah atau "nggak sehat"
    mawas diri dan jaga kesehatan sebaik mungkin yang kita bisa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa Mba, bersyukur uda negatif dan bisa pulang. Boseeen banget dia di RS dan bikin makin down karena lama banget isolasinya.

      Iyaa terpenting tetap jaga kesehatan dengan minum vitamin dan jalani protokol kesehatan. Stay safe yaaa Mba 🙏

      Delete
  4. Hampir sama cuma kalo aku utu kakak iparnya adikku yang kena terus di rawat sekitar 2mingguan terus pas udah sembuh alias negatif di pulangkan,

    Ya memang kita harus saling menjaga dan mengingatkan supaya sama" melindungi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bersyukur kalo uda negatif dan pulang yaa Kak. Iyaa betul harus saling jaga nih karena kondisinya masih belom membaik dan ga tau kapan usai. Stay safe yaa Kak 🙏

      Delete
  5. Syukur sekali akhirnya Koko udah sembuh, aku turut senang mendengarnya, Ciii 🤗. Semoga kondisi Koko bisa semakin membaik dan test minggu depan hasilnya negatif.
    Cici dan keluarga yang lain juga jaga kesehatan selalu ya.
    Thank you for sharing this, Ci ❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, makasihh yaaa Lia. Stay safe jugaa untuk Lia dan keluarga yaaa 🙏

      Delete
  6. halo kak Devina,
    gak kebayang deh kak kalo aku ada di posisi kakak. pasti getir, cemas dan takut. tapi syukurlah koko udah ceria dan sehat lagi ya. semoga tetap sehat selalu ya kak Devina dan keluarga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bersyukur uda terlewati masa-masa itu Mba. Ga mau lagi deh ngerasainnya 😣

      Amin, sehat-sehat juga untuk Mba Eka dan keluarga yaaa 🙏

      Delete
  7. Mba Devinaaaa, senang bacanya, finally Koko sudah negatif dan bisa pulang ke rumah, kumpul lagi bersama keluarga 😁 Nggak kebayang bagaimana kemarin paniknya mba Devina harus melewati berminggu-minggu tanpa pasangan 🤧

    Baca cerita mba membuat saya jadi lebih waspada, meski saya di rumah terus, tapi kita nggak akan pernah tau virus itu datangnya dari mana. Semoga kita semua bisa selalu dalam keadaan sehat ya, mba 💕 Dan selamat berkumpul kembali bersama pasangan, ikan-ikan cupang pasti sudah rindu sama owner-nya hahahahaha 😂

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Mba, bersyukur dia uda pulang. Iyaaa betul akhirnya ikan-ikannya bisa di rawat lagi sama dia hhha.

      Staf safe yaa untuk Mba dan keluarga 🙏

      Delete
  8. Huhuhu, nggak kuat bacanya Devina, saya skip sebagian, kayaknya saya belum boleh baca beginian, baru baca di awalnya, saya jadi ikutan merasa leher gatal, astagaaa sungguh lebaynya diri ini, padahal sebenarnya info begini penting.

    Tapi syukurlah Kokonya udah baikan dan sehat ya.
    Ya ampuunn, saya biasanya cuman baca kisah orang lain yang gini, dan sekarang baca kisah di teman blogger, rasanya sedih banget.

    Tapi serius, orang akan lebih mengerti bagaimana dahsyatnya virus ini kalau mereka udah kena dan menderita ya.
    Karena sesungguhnya, masih banyak orang yang nggak awas di luar sana.

    Bahkan, ketika keluarga paksu saya positif kemaren, saya cuman membatin dalam hati.

    "Ya pasti kenaaaa lah ... sejak awal kan saya udah membatin, kalau tinggal menunggu waktu aja tuh mereka kena, karena suer, saya kadang gemas banget ama ipar-ipar saya yang sama sekali nggak ingat kalau di rumah itu ada orang tua yang udah sepuh.

    Seenaknya aja gitu keluar, pakai masker seadanya.
    Masker bekas, pas nyampe digantung begitu saja, dipegang oleh anak-anak.

    Anak-anaknya main keluyuran tanpa masker, seolah tuh Virus milih-milih orang kalau jangkitin.

    Gemasssss, dan kadang miris sendiri, mengapa kemaren saya kek terhipnotis sampai lengah, sementara selama hampir setahun ini, saya bahkan melarang anak-anak keluar pagar, lah sekarang malah datang menjemput virus hiks
    *eh kok malah curcol :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga Mba Rey dan keluarga sehat selalu yaaa.

      Iyaaa ini tuh beneran pandemi dan masih terjadi. Sekarang uda banyak yg abai sama protokol kesehatan. Masker cuma jadi aksesoris aja dan bukan di pake dengan tepat. Terpenting kita jaga kesehatan agar imun kita kuat yaa Mba.

      Tetap berusaha untuk positive thinking yaa Mba. Biar imun tetap kuat.

      Delete
  9. Syukurlah Koko sudah sehat sekarang ya mbak Dev 💕
    Memang covid ini biyang kerok dalam segala sisi ya hehe
    Tapi sekarang aku seneng karena mbak Dev dan koko sudah bisa berkumpul lagi 😊

    Penyakit covid ini memang tricky mbak harus bener-bener hati-hati menjaga protokol kesehatan, apalagi untuk para OTG yang kadar virusnya bisa menular.
    Terima kasih mbak sudah sharing pengalamannya, jadi kita bisa lebih tau mengenaik covid ini 💕

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa Mba bersyukur dia uda sembuh.

      Betul kita ga tau dia OTG ato ga kan. Jadi tetap harus jaga kesehatan diri. Semoga Mba sehat selalu yaa 🙏

      Delete
  10. semoga koko selalu sehat selalu, kita semua sehat. aamin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Makasih yaa Mba. Sehat selalu juga untuk Mba 🙏

      Delete
  11. Iya vitamin D itu penting, selain C, untuk imun tubuh. Makanya pas msh positif, aku dan suami juga rutin minum vit D. Jarak swab nya deketan ya Dev. Dulu aku 4x swab, tp masing2 berjarak 10hari-2 Minggu. Mahaaaaal soalnya wkwkwkwkwkwkw. 2.5 JT tiap swab. Mana 2 orang pula. Kalo skr katanya udh LBH murah yaaa?

    Aku bersyukur dulu OTG, jd ga ngerasain gejala2 di atas. Beneran kayak ga sakit. Jd kadang bingung, sbnrnya kami berdua tuh sakit ga sih. Tiap tes positif Mulu, tp ditanya temen2 gejalanya apa, ya blaaassss ga ada.

    Semoga vaksin cepet beredar utk public. Krn aku ga sabar mau vaksinin anak2ku dan asisten2ku . Dapet yg berbayar juga gpp, yg ptg mereka vaksin. Akupun mau kok kalo bisa vaksin. Biar ngerasa LBH yakin aja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betuuul Vit D juga penting. Akhirnya aku juga ikutan jemur, tapi akhir-akhir ini kalo pagi suka mendung 😅

      Iyaa Mba jarak tesnya deket karena kan nilai CT sempet diatas 35 tapi turun lagi. Jadi dokter mau mastiin kok bisa turun gitu. Padahal kondisi dia uda ga ada gejala.

      Yg penting sekarang uda sehat yaaa. Semoga Mba Fanny dan keluarga sehat selalu yaaa..

      Delete
  12. Halo Kak Devina!
    Kunjungan pertamaku di blog kakak..

    Super glad to know akhirnya suami kakak bisa kembali pulang dan telah negatif dari covid 19.

    Data sudah berbicara terkait jumlah orang-orang yang terjangkit virus makin meningkat. Beberapa waktu kemarin, teman kantorku ada yang positif juga kak. Waktu di tracking, asalnya bukan dari kantor. Tapi demi keselamatan bersama, kami satu kantor di swab juga untuk jaga-jaga. Dan ketika hasilnya keluar, ada 2 orang yang positif. :(

    Semoga vaksinasi yang dilakukan bisa segera didistribusikan secara merata buat kita semua. Dan sambil menunggu vaksinnya, saling jaga diri dan orang-orang terdekat.

    Terima kasih untuk ceritanya Kak Devina

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Kak Pipit 😁

      Iyaa bersyukur dia udah sehat dan bisa pulang.

      Circle nya makin deket ajaa yaa 😭 tetep jaga kesehatan yaa Kak. Semoga kakak selalu sehat yaaa..

      Delete

Halo, salam kenal!

Terimakasih ya atas kesediaannya untuk membaca tulisan ini. Boleh ditinggalkan komennya agar kita bisa berkomunikasi satu sama lain :)

Sampai berjumpa di tulisan-tulisan berikutnya.