Terkadang sebagai manusia menginginkan sesuatu untuk terjadi "saat ini", "hari ini", "sekarang juga", dsb. Tapi apakah itu adalah waktu yang tepat? Waktu yang tepat buat kita terkadang juga tidak sejalan dengan waktu Tuhan. Bisa saja Tuhan mengatakan "ini bukan waktunya", "ini bukan saatnya", "tunggu dulu", "sabar dulu", "sebentar lagi", dsb. Proses perjalanan kehamilan yang dialami bukan hal yang selalu mulus. Kehamilan pertama yang harus melahirkan di usia 35 minggu, harus melepas selamanya di usia 8 hari, menjalani proses kedukaan hingga terus menyalahkan diri sendiri, sampai akhirnya kembali mengucapkan selamat tinggal.
Dua kali mengalami proses kehamilan yang bikin emosi naik turun, belum lagi fase dukacita yang belum pulih. Ditambah rasa bersalah yang sulit hilang, bikin akhirnya merasa tidak berdaya sebagai seorang wanita dan seorang ibu. Merasa takut jika kembali hamil. Merasa khwatir akan kehamilan berikutnya. Merasa kesal mendengar omongan orang untuk terus program hamil atau usaha biar hamil. Semua hanya fokus agar kembali hamil, hamil, dan hamil. Mereka tidak menanyakan bagaimana kabar saya dan Koko sebagai pasangan yang berduka kehilangan anak. Apakah dukacita kami sudah teratasi sepenuhnya. Apakah luka batin kami sudah pulih. Semua hanya fokus untuk kami memiliki anak, namun lupa bagaimana kami berdua saling menguatkan dalam menghadapi situasi tersebut.
Sebagai seorang wanita dan ibu, nyatanya saya sudah mengalami peran sebagai ibu. Hanya saja memang belum menjalaninya karena harus kehilangan kedua anak dalam waktu relatif singkat. Saya memaknai bahwa hidup sesungguhnya benar-benar adalah titipan dari Tuhan. Segala sesuatu yang diperoleh dan di alami adalah titipan yang seturut dengan kehendak-Nya. Jika kita sebagai manusia berharap dan meminta, namun Tuhan mengatakan "Tidak", tentu itu semua hanyalah menjadi harapan semu. Menjadi kecewa dan marah kepada Tuhan. Padahal mungkin saja ada hal yang sedang dan sudah disiapkan-Nya untuk kita.
Dulu pun saya merasa kecewa dan marah, mempertanyakan mengapa harus saya yang mengalami. Definisi menerima titipan-Nya berupa anak dan sekaligus merasakan titipan tersebut di ambil tepat depan mata sendiri. Belakangan ini berusaha untuk mengimani kalau waktu Tuhan itu pasti yang terbaik. Mengimani salah satu ayat alkitab bahwa "Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu." Menerima apapun yang sudah di rencanakan dan diberikan oleh-Nya. Mungkin dalam kondisi tidak siap, mungkin dalam kondisi tidak beradaya, mungkin dalam kondisi khawatir, tapi semua pasti ada maksudnya.
Tepat tanggal 18 September 2024, mengunjungi salah satu dokter kandungan khusus fertilitas. Karena memang beberapa bulan terakhir siklus menstruasi tidak teratur. Bermaksud untuk konsultasi sekaligus menanyakan apa yang perlu di lakukan. Saat di lakukan pemeriksaan USG Transvaginal, ternyata memang ukuran sel telur saya cukup kecil. Sehingga bisa menyebabkan siklus mens tidak teratur. Akhirnya di kasih surat rujukan untuk lab mengecek hormon, glukosa, dan insulin di tubuh. Hormon yang dicek, yaitu FSH, Prolaksin, AMH. Karena ada riwayat kelahiran prematur dan blighted ovum, si Koko juga diminta untuk cek sperma oleh dokter.
Tanggal 25 September 2024, saya kembali datang membawa hasil lab saya. Memang hasil lab menunjukkan kadar FSH sangat rendah dan itu adalah hormon yang mempengaruhi perkembangan sel telur. Namun tanpa di sangka saat melakukan USG transvaginal lagi, malah ditemukan ada kantung kehamilan. Akhirnya saya di suruh testpack dan di kasih rujukan untuk cek lab Beta HCG. Karena tiga kali testpack hasilnya positif, dokter minta untuk saya datang konsul lagi. Sehingga saya tidak jadi tes Beta HCG. Ternyata kantung kehamilan itu berusia lima minggu. Saya pun di resepkan obat penguat kandungan dan vitamin. Pada hari itu juga langsung di suntik penguat kandungan. Diminta untuk seminggu lagi datang untuk kontrol berikutnya.
Cerita selengkapnya mengenai kehamilan ini akan saya buat dalam tulisan terpisah.
No comments
Halo, salam kenal!
Terimakasih ya atas kesediaannya untuk membaca tulisan ini. Boleh ditinggalkan komennya agar kita bisa berkomunikasi satu sama lain :)
Sampai berjumpa di tulisan-tulisan berikutnya.